Senin, 15 Oktober 2012

MENGATASI BAU KOTORAN TERNAK


Diproses dari bahan murni organik dengan kandungan bioflavonoid dan polyphenol yang tinggi terbukti secara ilmiah maupun empirik untuk menekan bau amonia (dan bau dari limbah organik lainnya) secara efektif, cepat dan aman sekaligus MEMBASMI LARVA LALAT. Efisiensi dicapai dengan kepekatan pencampuran ke dalam air yaitu 2%-4% PROTEXOL saja. Satu kali penyemprotan larutan PROTEXOLterbukti mampu mengurangi bau amonia kotoran ayam sampai 90% selama 5 hari seperti yang telah diterapkan di Sumber Rejeki Farm, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Berdasarkan penuturan Bapak Puji Suyoto (alumnus Universitas Soedirman) selaku manager farm, baru pada hari ke-6 dirasakan muncul bau lagi akibat akumulasi kotoran baru sehingga penyemprotan perlu diulangi.

Dengan harga yang sangat terjangkau (Rp.75.000) dan finacially friendly, kami yakin PROTEXOL akan mampu menjawab berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh kotoran ayam dan Lalat (larva) . Termasuk dampak sosial terhadap masyarakat lingkungan sekitar yang terimbas bau menyengat kotoran ayam selama ini dan serangan lalat. Sering kali kita membaca berita adanya peternakan ayam didemonstrasi warga yang rumahnya berdekatan dengan kandang ayam. Semoga cost yang ditimbulkan oleh dampak sosial usaha peternakan khususnya ayam baik broiler maupun layer dan unggas lainnya bisa dihindari atau minimal dikurangi dengan hadirnya PROTEXOL. Go Environmentally Friendly Farming !



Sabtu, 13 Oktober 2012

Kerugian Investasi Akibat Manajemen Kesehatan Ternak Yang Salah

Kerugian Investasi Yang di akibatkan karena kesalahan memenej kesehata ternak yang dipelihara oleh peternak sangat besar terutama oleh peternak mandiri yang ditimbulkan karena pemahaman yang tidak memadai tentang ilmu kesehatan ternak

Peternak seharusnya sebelum berinvestasi dalam bidang peternakan seperti budidaya pemeliharaan ayam pedaging memerlukan pengetahuan yang ekstra dibidang kesehatan ternak dan manajemen kesehatan ternak ini disebabkan karena ayam pedaging/broiler lebih sensitiv terhadap serangan penyakit ini disebabkan karena broiler dipaksa untuk memproduksi daging dalam waktu singkat.

Statistik kerugian investasi usaha peternakan akibat kesalahan manajemen kesehatan akan lebih luas saya bahas pada postingan selanjutnya........ ( ini postingan awal saya setelah cukup lama fakum tidak pernah memposting karena kesibukan).

Semoga Bermanfaat. Terimakasih.

Selasa, 24 Agustus 2010

Index Obat-obatan Ternak Jenis Feed Suflement

AGNERA

Bentuk Sediaan : Serbuk
Komposisi : per 1 kg mengandung Mn Oxide 250 mg, Zn sulphat 150 mg, Fe Sulphate 62,5 g, Copper Sulphate 12,5 g, Cobalt sulphate 0,5 g, Potassium iodate 1,25 g, Sodium Selenit 0,5 g, Mg. Sulphate 20 g, Ca Carbonate q.s. 1.000 g.

Indikasi : Suplemen mineral pada unggas

Dosis : Starter Chick 300 gram/ton pakan, Grower 150 gram/ton pakan, Layer 200 gram/ton pakan, Broiler Finisher 175 gram/ton pakan

Kemasan : kantong 50 kg.

Deptan RI No. D. 0208124
FTS Obat bebas terbatas

Rabu, 14 Juli 2010

PMK ( Penyakit Mulut Dan Kuku )

Manajemen Kesehatan Ternak dan hewan sangat penting dilakukan dalam usaha peternakan,Karena kesehatan ternak/hewan sangat berperan dalam menekan biaya produksi akibat pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan penyeakit. Sehingga prinsip lebih baik mencegah dari pada mengobati itu paling tepat digunakan.

Penyakit mulut dan kuku terutama menyerang ternak besar bangsa Ruminansi. Penyakit ini cukup berbahasa bagi ternak dan termasuk penyembuhan terhadap penyakit ini membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Penyakit Mulut dan Kuku pertama kali ditemukan di Italia pada tahun 1514 dan secara berangsur-angsur menyerang beberapa Negara seperti Asia, Amerika Utara dan Selatan dan Afrika Selatan.
Nama Lain : Apthae Epizooticae, Foot and Mouth Disease (FMD)

Penyebab : Virus Jenis Pixorna.
Patogenesis :
Cara penularan penyakit mulut dan  kuku adalah melalui udara secara Aerosol /melalui udara. Sehingga dapat menyerang sapi/Ruminansia pada saluran pernapasan dan menular melalui kontak langsung dengan hewan penderita melalui ekskresi dan sekresi dari hewan yang menderita PMK.

Penyakit ini dapat di bagi menjadi 3 (tiga) macam :
  1. Bentuk dermostomatitis yang tenang (Benigna)
  2. Bentuk Intermediate Toxic dengan penyakit yang lebih berat.
  3. Bentuk Ganas /malignant dengan perubahan pada otot jantung dan skelet.
Gejala Klinis :
  1. Gejala yang ditimbulkan bervariasi tergantung pada kondisi dan factor virulensi dari penyakit mulut dan kuku
  2. Suhu tubuh meningkat dan tanpak jelas pada sapi berumur masih remaja. Kenaikan temperatur tubuh ini akibat fase viremia dari virus  picorna dan biasanya suhu tubuh akan turun setelah terbentuknya lepuh-lepuh pada kuku dan mulut, bila lepuh sudah timbul pada mulut akan menyebabkan saliva/liur sampai berbusa disekitar bibir.
  3. Lepuh juga bisa ditemukan pada ambing yang menyebabkan produksi susu turun dan bisa menyebabkan keguguran.
  4. Apabila lepuh sudah mencapai tracak akan menyebakan rasa sakit/nyeri dan menyebabkan ternak menjadi malas untuk bangun/bergerak.
  5. Proses penyembuhan lesi yang tidak mengalami komplikasi akan berlangsung antara 1 - 2 minggu, namun apabila ada infeksi skunder maka proses penyembuhan akan menjadi sulit/skunder.
Diagnosis :

Diagnosis dari penyakit mulut dan kuku berdasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan, Selain itu dilakukan koleksi sampel pada hewan yang menderita untuk diperiksa di laboratorium. Sampel isolasi dapat diambil melalui cairan lepuh, keropeng bekas lepuh, dan sampel darah.

Diagnosa Banding : Vesicular Stomatis, Exanthema Vesicular pada babi, Swine vesicular disease (SVD), Penyakit sampar pada sapi, Bovine Viral Diarhea Virus - Mucosal Disease (BVDV - MD), Jembrana, Penyakit Virus Contagious Ecythyma dan Orf pada kambing dan domba.

Pengendalian : Vaksinasi secara teratur.

Senin, 12 Juli 2010

Penyakit Fowl Pox (Cacar Pada Unggas)

Penyakit Avian Fox merupakan penyakit viruses yang cukup tinggi danpak ekonominya bagi peternakan ternak unggas.

Penyebab Penyakit
1. Fowl Fox Virus (Virus cacar pada unggas)
2. Pigeon Fox (virus cacar pada  burung dara)
3. Canary Pox ( Virus Cacar pada burung Kenari )

Cara Penularan

Jenis virus Avian Pox di tularkan oleh nyamuk yang sudah terinfeksi oleh avian pox.
Virus Avian Pox dapat menulari ternak unggas lain melalui kontak langsung dengan ayam terinfeksi avian Pox.
Powel Pox memang penyakit virus yang penyebarannya penyakitnya lambat tetapi untuk di ingat ternak unggas yang terserang powl pox angka kesakitan pada unggas cukup lama bahkan bisa berbulan-bulan, dan ini akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan maupun produksi telur.

Gejala Klinis

  1. Lesi berwarna merah jambu pada jengger dan pial dan pada bagian tubuh tertentu yang tidak berbulu
  2. Lesi berukuran diameter 0,5 sampai 1 mm berwarna hitam seperti kudis, yang akan terus bertahan  sampai 2 minggu dan di ikuti oleh pengelupasan dan kesembuhan.
  3. Suara napas abnormal akan terdengar terutama apabila ayam tersebut di pelihara dengan ventilasi yang kurang optiimal.
  4. Pertumbuhan yang lambat pada unggas muda
  5. Penurunan produksi telur pada ayam layer (Petelur).
Pencegahan :
Mencegah lebih hemat dan murah dari pada mengobati ternak yang sudah terserang penyakit Fowl Pox. Adapun yang paling gampang untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi secara rutin dan teratur akan dapat mencegah Fowl Pox. Pemberian Vaksinai dapat dilakukan dengan penyuntikan Sub cutan/bawah kulit dengan ukuran jarum khusus.

Sabtu, 10 Juli 2010

Penyakit Radang Paru-paru (Pneumonia) pada Ternak Besar

zoel.11/7/2010. Agen Penyebab Penyakit  pada ternak besar terdiri dari berbagai macam  seperti bakteri, virus, protozoa dan lain-lain. Salah satu jenis penyakit yang cukup berbahaya pada ternak besar (sapi) yang berdanpak ekonomi cukup tinggi adalah penyakit radang paru-paru atau Pneumonia.

Radang paru-paru merupakan radang parenkim yang berlangsung secara acut maupun cronis yang ditandai dengan batuk, suara pernapasan abnormal pada waktu auscultasi, dyspnoe dan kenaikan suhu tubuh. Radang ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab etiologi. Radang yang disebabkan oleh bakteri menyebabkan terjadinya toksemia. Secara Pathologik banyak ditemukan bersama-sama dengan radang bronchus sampai terjadi bronchopneumonia pada hewan.

PNEUMONIA

Penyebab Penyakit/Etiologi : 
Pengelolaan peternakan dan lingkungan ternak banyak berpenagaruh terhadap timbulnya penyakit radang paru-paru pada ternak besar seperti sapi.  Ternak besar yang dipelihara didalam kandang secara terus menerus apalagi dalam kandang yang kurang memenuhi persyaratan seperti berdebu dan ventilasi jelek, overcrcrowding, anak ternak yang tidak cukup memperoleh susu Colestrum, lingkungan yang dingin merupakakan beberapa faktor yang berpengaruh timbulnya penyakit radang paru-paru. Sedangkan Pneumonia yang disebabkan oleh Virus bersifat acut.
Pada struktur paru-paru ternak yang mati yang disebabkan oleh pneumonia sering di jumpai adanya bakteri Corynobacterium pyogenes, hemoltic, staphylococci dan Pseudomonas aeruginosa.

Gejala Klinis
  • Pada awal penyakit terdapat gejala hiperemi pulmonum, di ikuti dyspnoe
  • Frekuensi napas 40 -80 kali/menit
  • Type Napas : bersifat abnormal, pernapasan dangkal sampai dalam, batuk.
  • Setelah beberapa hari berlangsung muncul ingus dari hidung.
  • Demam suhu tubuh mencapai 42 derajat celsius. Kenaikan suhu tubuh ini seiring dengan reaksi tubuh dalam memobilisasi sel-sel darah putih dan berlangsungnya seperti Antigen Antibodi.
  • Bau Abnormal
  • Terdengar suara bronchial (Rhonci basah) yang seharusnya suara vesicular disebabkan elveoli terisi cairan radang.
  • Suara Resonansi yang dihasilkan bervariasi mualai dari agak pekak pada daerah yang mengalami hiperemi sampai pekak total pada daerah yang mengalami hepatisasi.
  • Pada sapi perah terjadi penurunan produksi susu sampai berhenti berproduksi susu.
  • Lesu, malas berbaring, gelisah, kehilangan nafsu makan dan minum, depresi, terkadang pernapasan dilakukan dengan mulut
  • Konstivasi
  • Oligouria.
Pemeriksaan Patologis
  1. Pada pemeriksaan secara Pathologic Makroskopic pada paru-paru terdapat perubahan warna dari kemerahan sampai abu-abu dan kuning, konsistensi paru-paru berubah menjadi seperti hati yang elastis bahkan mengalami kerapuhan.
  2. Pada Pengirisan paru-paru ditemukan adanya eksudat mulai dari serous sampai mukopurulen.
  3. Jaringan parenkhima mengalami kongesit dan hepatisasi.
  4. Pada uji apung paru-paru akan melayang atau tenggelam
  5. Ditemukan Inklusi bodi pada pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Therapi/Pengobatan
  1. Melakukan pengawasan ketat pada ternak yang masih sehat
  2. Ternak yang menderita penyakit ditempatkan pada kandang yang ventilasinya bagus dan hangat.
  3. Pemberian antibiotika dan sulfonamid selama 3 hari berturut-turut
  4. Pemberian Ca Borouglonat dan vitamin C.
  5. Penanganan Dehidrasi sangat berguna untuk pengobatan Radang paru-paru (Pneumonia).

Penyakit Collibacillosis Pada Ternak Unggas

Zulhirpan.11/7/2010. Collibaciilosis


  1. Penyebab : Serotype Escheria Coli yang bersifat pathogen dan menyerang semua umur unggas. 
  2. Infeksi E Coli : Berbentuk kematian pada embrio telur tetas, infeksi kuning telur/yolk sac, omfalitis, colisepticemia, air acculitys, entritis, Infeksi saluran reproduksi, Artrithid, panoptalmitis, bursitis sternalis
  3. Kejadian Penyakit : Escheria Coli hidup didalam saluran pencernaan unggas. Kasus ditemukannya E.Coli pada air minum unggas disebabkan karena pencemaran air minum oleh faeces unggas. E Coli banyak ditemukan pada usus unggas (jejunum), bagian bawah usus (Ileum dan sekum). E.coli juga banyak ditemukan pada Trachea dan oeshopagus.
  4. Penyebab pendukung Escheria Coli dapat juga disebabkan oleh sanitasi yang buruk, desinfeksi sub optimal, sumber air minum yang tercemar kuman E.coli, system ventilasi kandang kurang memadai dan peralatan kandang tidak memenuhi syarat manajemen yang baik dan ditemukannya penyakit immunosupresif (seperti Gumboro).
  5. Etiologi : Coliboassillosis disebabkan oleh Escheria Coli yang termasuk kedalam golongan bakteri gram Negatif, tidak tahan terhadap asam, tidak membentuk spora, bentuk bervariasi, bersifat motil karena mempunya flagella (bulu getar), Oportune pathogen karena bersifat skunder karena stress atau adanya penyakit yang lain, E coli tahan hidup lama pada suhu antara 38 - 44 derajat celcius bahkan pada suhu yang lebih rendah.